ORGANISASI PROFESI HUMAS
Kali ini kita sampai pada pembahasan tentang organisasi profesi humas.
Barangkali belum banyak orang tahu tentang keberadaan organisasi ini.
Bahkan di Indonesia sendiri, masih saja ada praktisi yang belum mengetahui
bahwa telah ada organisasi profesi humas Indonesia. Hal ini sungguh
berbeda misalnya, dengan profesi dokter (hampir semua mahasiswa
kedokteran dan dokter tahu pasti bahwa ada Ikatan Doklter Indonesia),
profesi wartawan (semua wartawan tahu bahwa ada Persatuan
Wartawan Indonesia, Aliansi Jurnalistik Indonesia, dsb).
Oleh karena itu sangat tepat kiranya apabila dalam modul kita kali ini
memperkenalkan keberadaan organisasi profesi humas di Indonesia
pada khususnya dan dunia serta di beberapa negara.
Beberapa Organisasi Profesi Humas
Organisasi profesi merupakan suatu wadah para professional di dalam
mengembangkan dan mengadakan suatu studi profesi. Terbentuknya
organisasi profesi menunjukkan adanya komitmen dari para
profesionalnya untuk semakin mengukuhkan jati diri. Organisasi profesi
yang sudah mantab biasanya sangat berperan di dalam menentukan
kurikulum studi profesi, mereka (organisasi ini) juga aktif melakukan
riset, pertemuan, serangkaian pertemuan, dan kontes programprogram
humas.
Berdasarkan organisasi yang sudah ada, organisasi humas bisa
dibedakan menjadi tiga. Pertama, organisasi yang menghimpun para
praktisi humas secara umum, kedua organisasi yang menghimpun
perusahaan humas (consultan humas), dan ketiga hádala organisasi
yang menghimpun para praktisi humas yang dibedakan berdasarkan
jenis perusahaannya (misal khusus perhotelan, khusus preusan rokok,
dan sebagainya).
Sementara ini harus diakui bahwa Amerika merupakan negara yang
pertama membentuk organisasi profesi bagi para praktisi humas. Tahun
1948 di Amerika telah terbentuk suatu wadah yang dinamakan Public
Relations Society of Amerika (PRSA). Langkah ini kemudian diikuti oleh
Inggris, Jerman, belanda/Netherland, Spanyol, Swiss (diolah dari data
dalam Black, 1993). Sedangkan terbentuknya organisasi profesi humas
di Indonesia sendiri pada tahun 1972 yaitu Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Berikut ini akan dijelaskan
beberapa organisasi saja. Informasi penting selain sejarahnya, sajian
berikut ini juga bermaksud mendiskripsikan tentang kegiatan atau
aktivitas organisasi-organisasi tersebut sehingga kita bisa mengambil
pelajaran meniru yang baik, dalam rangka memajukan profesi humas
ini di Indonesia.
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS)
Para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di Jakarta pada tanggal 15
Desember 1972, dengan maksud untuk menghimpun dan membentuk
wadah bagi para praktisi. Lebih lengkap tujuan Perhumas adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan professional
hubungan
masyarakat di Indonesia.
2. Memperluas danmemperdlam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat.
3. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para
anggotanya.
4. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun
dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun di luar
negeri.
Pada tahun 1997 Perhumas memprakarsasi berdirinya organisasi humas
di Asia Tenggara yakni Federation of ASEAN Public Relations
Organization (FAPRO) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas
ditunjuk menjadi tuan rumah Konferensi FAPRO di Jakarta. Perhumas
juga sudah tercatat dan diakui oleh Internasional Public Relations
Association (IPRA) dan pernah dipernah dipercaya sebagai tuan rumah
konferensi IPRA pada tahun 1995. Indonesia telah menjadi board
member IPRA. Bahkan pada tahun 2000-2001 board member IPRA
diwakili oleh Indonesia, Amerika serikat, Inggris, Afrika Selatan, Kenya,
Jerman, dan Turki. Tahun 2000 ketika IPRA menyelenggarakan event
bergengsi bagi kompetisi program humas di tingkat dunia, yakni Golden
World Award for Excellent in PR (GWA) praktisi humas Indonesia
menjadi salah satu tim juri diantara 30 juri yang ada yang mewakili 19
negara di dunia.
Saat ini Perhumas telah beranggotakan ribuan orang/praktisi yang
terdiri dari anggota kehormatan, anggota biasa, anggota peserta, dan
anggota siswa. Beberapa kegiatan Perhumas antara lain:
1. Menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk
bersamasama
mengembangkan pendidikan humas. Perhumas menerima
anggota siswa yang berasal dari para mahasiswa jurusan Ilmu
Komunikasi dan atau humas.
2. Menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga
–
lembaga. Misal, dengan majalah Info Pasar Modal yang mewakili
kalangan pasar modal (Bapepam dan Bursa Efek Jakarta) telah
mendirikan Lembaga Pengembangan Hubungan Masyarakat
Perusahaan Publik Indonesia (LPHPPI).; dengan Komite
Pemberantasan
Korupsi.
3. Menerbitkan jurnal Perhumas yang berisi tentang aktivitas organisasi
dan tulisan para pakar tentang humas dan komunikasi.
4. Setiap tahun Perhumas menyelenggarakan konvensi (pertemuan)
nasional.
5. Menyelenggarakan serangkaian seminar dan lokakarya.
6. Menyelenggarakan Lomba Penerbitan Majalah Ing Griya yang
terbagi ke dalam katagori Majalah/bulletin, tabloid, news letter, dan
warkat investor. Terakhir, lomba Ing Griya ini diselenggarakan pada
tahun 2004.
7. Musyawarah Nasional. Terakhir Munas diselenggarakan di
Yogjakarta,
pada tanggal 16-18 Desember 2004, sekaligus memilih Ketua Umum
periode 2004-2007. Ketua Umum terpilih adalah Rusli Simanjutak
dari
Bank Indonesia. Perkembangan Perhumas bisa di ikuti melalui web
site
Perhumas: www. perhumas.or.id
8. dan sebagainya.
Asosiasi Perusahaan Public Relations
Indonesia (APPRI)
Selain Perhumas yang menghimpun para praktisi humas di Indonesia
juga telah terbentuk organisasi yang menghimpun perusahaan humas,
yakni Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI).
APPRI berdiri pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta dan bersifat
independen. Tujuan APPRI adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun, membina, dan mengarahkan potensi perusahaan public
relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta
dalAm usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Mewujudkan fungsi publik relations yang sehat, jujur, dan
bertanggung
jawab, sesuai dengan kode praktek dan kode etik yang lazim berlaku
secara nasional dan internasional.
3. Mengembangkan dan memajukan kepentingan asosiasi dengan
memberikan kesempatan kepada para anggota untuk konsultasi dan
kerja sama serta memberikan saran bagi pemerintah, badan-badan
kemasyarakatan, asosiasi yang mewakili dunia industri dan
perdagangan, serta badan-badan lain untuk berkonsultasi dengan
APPRI sebagai suatu lembaga.
4. Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memnuhi
syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan
akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
5. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal
kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi
praktik
public relations.
6. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui
mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
7. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public
relations.
APPRI telah menetapkan Kode Etik Profesi dan memberlakukan pada
anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat
internasional. Misalnya, Soedarto & Noeradi PR Consultant, Fortune PR,
Ida Sudoyo Associates M-PR Consultant, Inke Maris Associates,
Eksekutif PR, dan sebagainya.
Selain Perhumas dan APPRI, di Indonesia baru didirikan Public Relations
Society of Indonesia (PRSI)pada tahun 2005, juga ada organisasi
profesi yang lebih spesifik berdasarkan jenis usahanya, misalnya
Perhimpunan Public Relations Perhotelan Indonesia, pernah menjadi
ketua antara lain Rae Sita Supit dan Sri Sekartaji dari Sahid Jaya Hotel
Jakarta. Kemudian ketika terjadi krisis perbankan nasional dimana
banyak bank di likuidasi, di merger, dan di akuisisi (sekitar 1997),
sempat muncul iklan perbankan di televisi yang mengatasnamakan â€oe
Persatuan Public Relations Perbankan Indonesiaâ€. Saat ini di Kota
Malang, Jawa Timur telah terbentuk Forum Humas Perguruan Tinggi
yang beranggotakan para humas di perguruan tinggi-perguruan tinggi
se Malang Raya.
Kemunculan organisasi-organisasi ini merupakan budaya yang baik
selama memiliki komitmen untuk memecahkan persoalan profesi,
berkaitan dengan akses-akses yang memperkokoh pelaksanaan kerja
humas secara lebih professional. Dengan dua organisasi profesi yang
mantap seperti Perhumas dan APPRI saja misalnya, maka profesi
humas dapat lebih dikukuhkan. Apalagi bila organisasi-organisasi
tersebut juga memperhatikan komitmen untuk merancang kurikulum
humas di perguruan tinggi, seperti yang dilakukan Public Relation
Society of Amerika. Berikut ini dalam modul kita akan mengenal lebih
jauh tentang organisasi profesi humas d luar negeri.
ORGANISASI PROFESI HUMAS DI LUAR NEGERI:
Organisasi-organisasi humas di negara Eropa berkumpul dalam satu wadah
organisasi di tingkat Eropa, yakni Federation Associated Public Relations
Organization (FAPRO).
Aktivitas organisasi ditujukan untuk secara terus menerus mengembangkan profesi
humas, meningkatkan keahlian para praktisi humas melalui berbagai kegiatankegiatan
pertemuan (seminar, lokakarya, pelatihan, dan sebagainya), riset,
penerbitan (jurnal, majalah, news letter) dan pengembangan pendidikan. Tidak
ketinggalan adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan profesi antara
lain menyebarkan pentingnya arti humas bagi suatu lembaga, melakukan control
akses, merumuskan dan memberlakukan kode etik profesi, melakukan evaluasi dan
kontrol terhadap praktek humas para anggotanya.
Berikut beberapa organisasi profesi humas di Amerika dan Inggris yang penulis
sadur dari Black (1992).
Public Relations Society of Amerika (PRSA)
PRSA berkantor pusat di
New York, berdiri pada tahun 1947. Tujuan didirikan PRSA adalah:
1. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang
humas
2. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang
kehumasan.
3. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan kepada kelompok
kelompok usaha, profesioanl, dan lain-lain, serta masyarakat,
tentang
tujuan-tujuan, dan fungsi humas, dan tentang mereka yang bergiat
di
bidang humas.
4. Untuk memperbaiki hubungan pelaksana humas dengan para
majikan
dank Klien,dengan media yang mapan mengenai informasi dan opini,
dan dengan masyarakat.
5. untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang
tinggi
pelayanan umum dan tingkah laku.
6. Untuk bertukan pikiran dan pengalaman, dan untuk menghimpun dan
menyebarkan informasi yang bernilai kepada para petugas humas
dan
masyarakat.
7. Untuk menggiatkan, mensponsori, dan membantu perkembangan
riset
belajar dan cara mengajar dalam golongan masyarakat humas
melalui
ceramah-ceramah dan kursus-kursus lain yang dapat menjadi
keharusan dan dilakukan secara beraturan pada lembaga-lembaga
pendidikan yang mapan.
8. Menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset dan analisis
mengenai
setiap dan segala segi kehumasan melalui berbagai forum,
diskusi,survey, pertemuan umum, pameran, dan konferensi.
9. Untuk menerbitkan pamphlet, buku, monografi, dan secara umum
menyebarkan informasi mengenai masalah kehumasan.
10.Untuk memberikan, menghibahkan, dan mensponsori pemberian
beasiswa dan hadiah pada lembaga pendidikan yang diakui bagi
pengkajian dan riset di bidang humas.
Standar professional dalam PRSA dikontrol secara ketat. Setiap orang
yang ingin menjadi anggota diwajibkan mentaati prinsio-prinsip kode
standar profesionalnya. Pada tahun 1965 PRSA mengadakan program
pengakuan sebagai anggota PRSA dengan gelar APR, melalui ujian lisan
dan tulis. Ujian diadakan untuk menguji kemampuan dan pengetahuan
calon anggota dalam bidang humas.
Ujian tertulis diawasi oleh sebuah organisasi penguji professional dan
ujian lisan dilakukan oleh tim yang terdiri dari tiga anggota yang diakui
keahlian mereka. Bahkan sejak 1969, aturan itu diberlakukan sebagai
syarat wajib bagi mereka yang ingin menjadi anggota aktif.
Pelayanan dan kegiatan terus dilakukan untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan praktisi humas pada segala tingkatan
melalui karir humas. Antara lain dibentuklah Persatuan mahasiswa
Humas Amerika (PRSSA) bagi para sarjana muda. Kegiatan pendidikan
PRSSA dibimbing secara nasional oleh komite pendidikan dengan
penasihat para pendidik dari berbagai sekolah tinggi dan universitas di
seluruh Amerika serikat. Begitu pula kegiatan riset mendapat perhatian
tersendiri. Tahun 1955 dibentuk pusat informasi dan merupakan pusat
informasi nasional satu-satunya bagi bidang humas. Pusat ini
menghimpun data mengenai humas dan memenuhi kebutuhan
pengkajian dan sebagai acuan para eksekutif, pengajar, dan mahasiswa
humas. Tahun 1856 PRSA mendirikan yayasan riset humas dan
pendidikan oleh para anggota PRSA. Kegiatan yayasan ini antara lain
memberi beasiswa tahunan kepada sejumlah pengajar humas terpilih
dan memberi hadiah beasiswa tingkat sarjana setiap tahun kepada
mahasiswa humas yang berprestasi. Yayasan juga melakukan kegiatan
dokumentasi audio visual para penceramah humas, riwayat, wawancara
yang di filmkan, serangkaian monograf mengenai sejarah profesi,
penerbitan data hasil riset, dan menerbitkan buku â€oeUndang-undang
Humas:†Sebuah Bibliografi Komperehensifâ€. Tahun 1973,
yayasan memproduksi film â€oePendapat Masyarakat†mengenai
profesi humas.
Selain menerbitkan jurnal humas, PRSA menerbitkan Register issue of
the journal, yakni publikasi tahunan yang memuat daftar para anggota
PRSA, alamat, dan afuiliasi bisnis mereka, standar profesioanl, dan
prosedur bagi para panel pengadilan, kebijakan-kebijakan dewan
tertentu dan peraturan-peraturan PRSA. Penerbitan humas tertua oleh
PRSA adalah media publikasi Channels yang terbit bulanan, pertama
kali terbit tahun 1937. PRSA memiliki program tahunan, yakni
Pemberian penghargaan Gold Anvil Award (GAW) bagi pengabdian luar
biasa seseorang kepada profesi humas, antara lain: Outstanding
Educator Award bagi prtestasi seorang pengajar humas, Paul Lund
Awards bagi pengabdian umum yang luar biasa, President Citation bagi
pengabdian luar biasa kepada organisasi profesi (PRSA), Film Festival
Award bagi film humas terbaik pada tahun pemilihan (terbuka bagi
anggota saja). Sementara penganugerahan Chapter Banner Award
diberikan kepada cabang organisasi yang menonjol dalam memajukan
profesi humas maupun PRSA. Selain GAW juga ada Silver Anvil Award
Competition bagi program-program humas yang menonjol yang
diadakan selama setahun sebelumnya. Semua kompetisi ini terbuka
bagi anggota dan yang bukan anggota.
Institute Public Relations of British (IPR)
Berada di Inggris dan didirikan pada tahun 1948 oleh sekelompok
pegawai humas dari pemerintah pusat, local, kalangan industri, dan
sector perdagangan. Secara resmi IPR diresmikan dan mendapat
pengakuan pada tahun 1964.
Tujuan IPR adalah sebagai berikut:
1. Untuk memajukan perkembangan huams demi kepentingan praktik
tersebut di bidang perdagangan, industri, pemerintah local, dan
pusat,
perusahaan-perusahaan nasional professional, organisasi-organisasi
sukarela dan demi kepentingan semua praktisi dan semua pihak
yang
berkaitan dengan soal humas.
2. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar professional
yang tinggi bagi para anggotanya dan untuk menetapkan serta
merumuskan standar-standar semacam itu.
3. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi, dan lainlainmengenai
masalah yang menjadi kepentingan bersama dan secara umum
untuk
bertindak sebasgai wadah bagi pertukaran gagasan mengenai
praktek
kehumasan.
Keanggotaan aktif IPR terbuka bagi perseorangan yang berusia 28
tahun atau lebih, memiliki pengalaman minimal 5 tahun, dan memenuhi
syarat untuk menjalankan profesi humas seperti yang ditegaskan oleh
memorandum of association, atau bagi perseorangan yang berusia 26
tahun atau lebih, dengan pengalaman minimal 2 tahun meliputi
berbagai hal, tetapi telah mendapatkan diploma CAM dan memnuhi
syarat seperti tercantum dalam memorandum of association.
Sama dengan Perhumas maupun PRSA, IPR juga menerima anggota
mahasiswa, yakni mereka yang mengikuti kursus pendidikan atau
latihan yang dikelola dan diakui oleh IPR. Bagi anggota ini selain
kursus, juda ilakukan kegiatan brupa pertemuan untuk diskusi,
perdebatan, pertunjukan film, konferensi sehari atau akhir pecan yang
kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan p[engetahuan anggotanya.
Setiap bulan diadakan acara pertemuan makan siang dari September
sampai JUni di London. Acara tersebut menghadirkan pembicara tamu
dari kalangan perindustrian, pemerintahan, berbagai profesi, dan
sebagainya.
IPR menerbitkan sebuah laporan berkala bulanan, berbagai laporan,
dan monografi atas aspek-aspek tertentu tentang praktek humas.
International Public Relations Association (IPRA)
IPRA merupakan organisasi humas di tingkat internasional, terbentuk pada bulan
Mei tahun 1955 dalam suatu pertemuan di Stratford-Upon-Avon, dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman
professional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas
mengenai kepentingan internasional.
2. Mengadakan suatu rotasi (perputaran) apabila anggotanya setiap
saat
memerlukan pemberitahuan dan bimbingan, dapat meyakini akan
kebaikan dan bantuan dari para anggotanya di seluruh dunia.
3. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktek kehumasan
umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
4. Meningkatkan praktek kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia
dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu
pengetahuan dan pengertian tentang berbagai tujuan dan caranya
baik
di dalam maupun di luar profesi itu.
5. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang
mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai
negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi berbagai
kode etik profesi dan kualifikasi untuk menangani bidang tersebut.
6. Menerbitkan bebragai bulletin, majalah atau terbitan- terbitan lain
termasuk â€oewho’s who†di bidang humas internasional.
7. Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin dapat
menguntungkan para anggotanya atau memberikan kemajuan bagi
praktik kehumasan di seluruh dunia.
Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab
penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan
berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hokum,
perusahaan, perserikatan, pemerintahan, atau organisasi lain yang
membina hubungan baik dan produktif dengan public atau khalayak
ramai.
Kongres pertama IPRA diselenggarakan di Brussel pada bulan Juni
tahun 1958, dihadiri oleh 250 prakjtisi dari 23 negara. Kongres humas
dunia selanjutkan diselenggarakrn tiga tahun sekali. Asia pertama
ditempati kongres humas dunia (Kongres ke IX) pada bulan januari
tahun 1982 di Bombay.
IPRA memiliki agenda tetap berupa penghargaan dan anugerah bagi
para anggotanya, antara lain penghargaan tertinggi dalam ajang
humas, â€oeGolden World Awards for Excellent in Public Relationsâ€
(GWA sejak tahun 1990) dan Grand Prize for Excellence in Public
Relations. Penghargaan kepada program humas dari suatu organisasi
dimana humas baru berkembang, â€oeFront Line 21â€, United Nation
Award. Setiap tahun diselenggarakan Seminar Humas Internasional
IPRA sekaligus memilih presiden IPRA.
sumber:http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/frida10.pdf
Kali ini kita sampai pada pembahasan tentang organisasi profesi humas.
Barangkali belum banyak orang tahu tentang keberadaan organisasi ini.
Bahkan di Indonesia sendiri, masih saja ada praktisi yang belum mengetahui
bahwa telah ada organisasi profesi humas Indonesia. Hal ini sungguh
berbeda misalnya, dengan profesi dokter (hampir semua mahasiswa
kedokteran dan dokter tahu pasti bahwa ada Ikatan Doklter Indonesia),
profesi wartawan (semua wartawan tahu bahwa ada Persatuan
Wartawan Indonesia, Aliansi Jurnalistik Indonesia, dsb).
Oleh karena itu sangat tepat kiranya apabila dalam modul kita kali ini
memperkenalkan keberadaan organisasi profesi humas di Indonesia
pada khususnya dan dunia serta di beberapa negara.
Beberapa Organisasi Profesi Humas
Organisasi profesi merupakan suatu wadah para professional di dalam
mengembangkan dan mengadakan suatu studi profesi. Terbentuknya
organisasi profesi menunjukkan adanya komitmen dari para
profesionalnya untuk semakin mengukuhkan jati diri. Organisasi profesi
yang sudah mantab biasanya sangat berperan di dalam menentukan
kurikulum studi profesi, mereka (organisasi ini) juga aktif melakukan
riset, pertemuan, serangkaian pertemuan, dan kontes programprogram
humas.
Berdasarkan organisasi yang sudah ada, organisasi humas bisa
dibedakan menjadi tiga. Pertama, organisasi yang menghimpun para
praktisi humas secara umum, kedua organisasi yang menghimpun
perusahaan humas (consultan humas), dan ketiga hádala organisasi
yang menghimpun para praktisi humas yang dibedakan berdasarkan
jenis perusahaannya (misal khusus perhotelan, khusus preusan rokok,
dan sebagainya).
Sementara ini harus diakui bahwa Amerika merupakan negara yang
pertama membentuk organisasi profesi bagi para praktisi humas. Tahun
1948 di Amerika telah terbentuk suatu wadah yang dinamakan Public
Relations Society of Amerika (PRSA). Langkah ini kemudian diikuti oleh
Inggris, Jerman, belanda/Netherland, Spanyol, Swiss (diolah dari data
dalam Black, 1993). Sedangkan terbentuknya organisasi profesi humas
di Indonesia sendiri pada tahun 1972 yaitu Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Berikut ini akan dijelaskan
beberapa organisasi saja. Informasi penting selain sejarahnya, sajian
berikut ini juga bermaksud mendiskripsikan tentang kegiatan atau
aktivitas organisasi-organisasi tersebut sehingga kita bisa mengambil
pelajaran meniru yang baik, dalam rangka memajukan profesi humas
ini di Indonesia.
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS)
Para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di Jakarta pada tanggal 15
Desember 1972, dengan maksud untuk menghimpun dan membentuk
wadah bagi para praktisi. Lebih lengkap tujuan Perhumas adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan professional
hubungan
masyarakat di Indonesia.
2. Memperluas danmemperdlam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat.
3. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para
anggotanya.
4. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun
dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun di luar
negeri.
Pada tahun 1997 Perhumas memprakarsasi berdirinya organisasi humas
di Asia Tenggara yakni Federation of ASEAN Public Relations
Organization (FAPRO) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas
ditunjuk menjadi tuan rumah Konferensi FAPRO di Jakarta. Perhumas
juga sudah tercatat dan diakui oleh Internasional Public Relations
Association (IPRA) dan pernah dipernah dipercaya sebagai tuan rumah
konferensi IPRA pada tahun 1995. Indonesia telah menjadi board
member IPRA. Bahkan pada tahun 2000-2001 board member IPRA
diwakili oleh Indonesia, Amerika serikat, Inggris, Afrika Selatan, Kenya,
Jerman, dan Turki. Tahun 2000 ketika IPRA menyelenggarakan event
bergengsi bagi kompetisi program humas di tingkat dunia, yakni Golden
World Award for Excellent in PR (GWA) praktisi humas Indonesia
menjadi salah satu tim juri diantara 30 juri yang ada yang mewakili 19
negara di dunia.
Saat ini Perhumas telah beranggotakan ribuan orang/praktisi yang
terdiri dari anggota kehormatan, anggota biasa, anggota peserta, dan
anggota siswa. Beberapa kegiatan Perhumas antara lain:
1. Menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk
bersamasama
mengembangkan pendidikan humas. Perhumas menerima
anggota siswa yang berasal dari para mahasiswa jurusan Ilmu
Komunikasi dan atau humas.
2. Menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga
–
lembaga. Misal, dengan majalah Info Pasar Modal yang mewakili
kalangan pasar modal (Bapepam dan Bursa Efek Jakarta) telah
mendirikan Lembaga Pengembangan Hubungan Masyarakat
Perusahaan Publik Indonesia (LPHPPI).; dengan Komite
Pemberantasan
Korupsi.
3. Menerbitkan jurnal Perhumas yang berisi tentang aktivitas organisasi
dan tulisan para pakar tentang humas dan komunikasi.
4. Setiap tahun Perhumas menyelenggarakan konvensi (pertemuan)
nasional.
5. Menyelenggarakan serangkaian seminar dan lokakarya.
6. Menyelenggarakan Lomba Penerbitan Majalah Ing Griya yang
terbagi ke dalam katagori Majalah/bulletin, tabloid, news letter, dan
warkat investor. Terakhir, lomba Ing Griya ini diselenggarakan pada
tahun 2004.
7. Musyawarah Nasional. Terakhir Munas diselenggarakan di
Yogjakarta,
pada tanggal 16-18 Desember 2004, sekaligus memilih Ketua Umum
periode 2004-2007. Ketua Umum terpilih adalah Rusli Simanjutak
dari
Bank Indonesia. Perkembangan Perhumas bisa di ikuti melalui web
site
Perhumas: www. perhumas.or.id
8. dan sebagainya.
Asosiasi Perusahaan Public Relations
Indonesia (APPRI)
Selain Perhumas yang menghimpun para praktisi humas di Indonesia
juga telah terbentuk organisasi yang menghimpun perusahaan humas,
yakni Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI).
APPRI berdiri pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta dan bersifat
independen. Tujuan APPRI adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun, membina, dan mengarahkan potensi perusahaan public
relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta
dalAm usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur,
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. Mewujudkan fungsi publik relations yang sehat, jujur, dan
bertanggung
jawab, sesuai dengan kode praktek dan kode etik yang lazim berlaku
secara nasional dan internasional.
3. Mengembangkan dan memajukan kepentingan asosiasi dengan
memberikan kesempatan kepada para anggota untuk konsultasi dan
kerja sama serta memberikan saran bagi pemerintah, badan-badan
kemasyarakatan, asosiasi yang mewakili dunia industri dan
perdagangan, serta badan-badan lain untuk berkonsultasi dengan
APPRI sebagai suatu lembaga.
4. Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memnuhi
syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan
akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
5. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal
kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi
praktik
public relations.
6. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui
mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
7. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public
relations.
APPRI telah menetapkan Kode Etik Profesi dan memberlakukan pada
anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat
internasional. Misalnya, Soedarto & Noeradi PR Consultant, Fortune PR,
Ida Sudoyo Associates M-PR Consultant, Inke Maris Associates,
Eksekutif PR, dan sebagainya.
Selain Perhumas dan APPRI, di Indonesia baru didirikan Public Relations
Society of Indonesia (PRSI)pada tahun 2005, juga ada organisasi
profesi yang lebih spesifik berdasarkan jenis usahanya, misalnya
Perhimpunan Public Relations Perhotelan Indonesia, pernah menjadi
ketua antara lain Rae Sita Supit dan Sri Sekartaji dari Sahid Jaya Hotel
Jakarta. Kemudian ketika terjadi krisis perbankan nasional dimana
banyak bank di likuidasi, di merger, dan di akuisisi (sekitar 1997),
sempat muncul iklan perbankan di televisi yang mengatasnamakan â€oe
Persatuan Public Relations Perbankan Indonesiaâ€. Saat ini di Kota
Malang, Jawa Timur telah terbentuk Forum Humas Perguruan Tinggi
yang beranggotakan para humas di perguruan tinggi-perguruan tinggi
se Malang Raya.
Kemunculan organisasi-organisasi ini merupakan budaya yang baik
selama memiliki komitmen untuk memecahkan persoalan profesi,
berkaitan dengan akses-akses yang memperkokoh pelaksanaan kerja
humas secara lebih professional. Dengan dua organisasi profesi yang
mantap seperti Perhumas dan APPRI saja misalnya, maka profesi
humas dapat lebih dikukuhkan. Apalagi bila organisasi-organisasi
tersebut juga memperhatikan komitmen untuk merancang kurikulum
humas di perguruan tinggi, seperti yang dilakukan Public Relation
Society of Amerika. Berikut ini dalam modul kita akan mengenal lebih
jauh tentang organisasi profesi humas d luar negeri.
ORGANISASI PROFESI HUMAS DI LUAR NEGERI:
Organisasi-organisasi humas di negara Eropa berkumpul dalam satu wadah
organisasi di tingkat Eropa, yakni Federation Associated Public Relations
Organization (FAPRO).
Aktivitas organisasi ditujukan untuk secara terus menerus mengembangkan profesi
humas, meningkatkan keahlian para praktisi humas melalui berbagai kegiatankegiatan
pertemuan (seminar, lokakarya, pelatihan, dan sebagainya), riset,
penerbitan (jurnal, majalah, news letter) dan pengembangan pendidikan. Tidak
ketinggalan adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan profesi antara
lain menyebarkan pentingnya arti humas bagi suatu lembaga, melakukan control
akses, merumuskan dan memberlakukan kode etik profesi, melakukan evaluasi dan
kontrol terhadap praktek humas para anggotanya.
Berikut beberapa organisasi profesi humas di Amerika dan Inggris yang penulis
sadur dari Black (1992).
Public Relations Society of Amerika (PRSA)
PRSA berkantor pusat di
New York, berdiri pada tahun 1947. Tujuan didirikan PRSA adalah:
1. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang
humas
2. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidang
kehumasan.
3. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan kepada kelompok
kelompok usaha, profesioanl, dan lain-lain, serta masyarakat,
tentang
tujuan-tujuan, dan fungsi humas, dan tentang mereka yang bergiat
di
bidang humas.
4. Untuk memperbaiki hubungan pelaksana humas dengan para
majikan
dank Klien,dengan media yang mapan mengenai informasi dan opini,
dan dengan masyarakat.
5. untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang
tinggi
pelayanan umum dan tingkah laku.
6. Untuk bertukan pikiran dan pengalaman, dan untuk menghimpun dan
menyebarkan informasi yang bernilai kepada para petugas humas
dan
masyarakat.
7. Untuk menggiatkan, mensponsori, dan membantu perkembangan
riset
belajar dan cara mengajar dalam golongan masyarakat humas
melalui
ceramah-ceramah dan kursus-kursus lain yang dapat menjadi
keharusan dan dilakukan secara beraturan pada lembaga-lembaga
pendidikan yang mapan.
8. Menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset dan analisis
mengenai
setiap dan segala segi kehumasan melalui berbagai forum,
diskusi,survey, pertemuan umum, pameran, dan konferensi.
9. Untuk menerbitkan pamphlet, buku, monografi, dan secara umum
menyebarkan informasi mengenai masalah kehumasan.
10.Untuk memberikan, menghibahkan, dan mensponsori pemberian
beasiswa dan hadiah pada lembaga pendidikan yang diakui bagi
pengkajian dan riset di bidang humas.
Standar professional dalam PRSA dikontrol secara ketat. Setiap orang
yang ingin menjadi anggota diwajibkan mentaati prinsio-prinsip kode
standar profesionalnya. Pada tahun 1965 PRSA mengadakan program
pengakuan sebagai anggota PRSA dengan gelar APR, melalui ujian lisan
dan tulis. Ujian diadakan untuk menguji kemampuan dan pengetahuan
calon anggota dalam bidang humas.
Ujian tertulis diawasi oleh sebuah organisasi penguji professional dan
ujian lisan dilakukan oleh tim yang terdiri dari tiga anggota yang diakui
keahlian mereka. Bahkan sejak 1969, aturan itu diberlakukan sebagai
syarat wajib bagi mereka yang ingin menjadi anggota aktif.
Pelayanan dan kegiatan terus dilakukan untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan praktisi humas pada segala tingkatan
melalui karir humas. Antara lain dibentuklah Persatuan mahasiswa
Humas Amerika (PRSSA) bagi para sarjana muda. Kegiatan pendidikan
PRSSA dibimbing secara nasional oleh komite pendidikan dengan
penasihat para pendidik dari berbagai sekolah tinggi dan universitas di
seluruh Amerika serikat. Begitu pula kegiatan riset mendapat perhatian
tersendiri. Tahun 1955 dibentuk pusat informasi dan merupakan pusat
informasi nasional satu-satunya bagi bidang humas. Pusat ini
menghimpun data mengenai humas dan memenuhi kebutuhan
pengkajian dan sebagai acuan para eksekutif, pengajar, dan mahasiswa
humas. Tahun 1856 PRSA mendirikan yayasan riset humas dan
pendidikan oleh para anggota PRSA. Kegiatan yayasan ini antara lain
memberi beasiswa tahunan kepada sejumlah pengajar humas terpilih
dan memberi hadiah beasiswa tingkat sarjana setiap tahun kepada
mahasiswa humas yang berprestasi. Yayasan juga melakukan kegiatan
dokumentasi audio visual para penceramah humas, riwayat, wawancara
yang di filmkan, serangkaian monograf mengenai sejarah profesi,
penerbitan data hasil riset, dan menerbitkan buku â€oeUndang-undang
Humas:†Sebuah Bibliografi Komperehensifâ€. Tahun 1973,
yayasan memproduksi film â€oePendapat Masyarakat†mengenai
profesi humas.
Selain menerbitkan jurnal humas, PRSA menerbitkan Register issue of
the journal, yakni publikasi tahunan yang memuat daftar para anggota
PRSA, alamat, dan afuiliasi bisnis mereka, standar profesioanl, dan
prosedur bagi para panel pengadilan, kebijakan-kebijakan dewan
tertentu dan peraturan-peraturan PRSA. Penerbitan humas tertua oleh
PRSA adalah media publikasi Channels yang terbit bulanan, pertama
kali terbit tahun 1937. PRSA memiliki program tahunan, yakni
Pemberian penghargaan Gold Anvil Award (GAW) bagi pengabdian luar
biasa seseorang kepada profesi humas, antara lain: Outstanding
Educator Award bagi prtestasi seorang pengajar humas, Paul Lund
Awards bagi pengabdian umum yang luar biasa, President Citation bagi
pengabdian luar biasa kepada organisasi profesi (PRSA), Film Festival
Award bagi film humas terbaik pada tahun pemilihan (terbuka bagi
anggota saja). Sementara penganugerahan Chapter Banner Award
diberikan kepada cabang organisasi yang menonjol dalam memajukan
profesi humas maupun PRSA. Selain GAW juga ada Silver Anvil Award
Competition bagi program-program humas yang menonjol yang
diadakan selama setahun sebelumnya. Semua kompetisi ini terbuka
bagi anggota dan yang bukan anggota.
Institute Public Relations of British (IPR)
Berada di Inggris dan didirikan pada tahun 1948 oleh sekelompok
pegawai humas dari pemerintah pusat, local, kalangan industri, dan
sector perdagangan. Secara resmi IPR diresmikan dan mendapat
pengakuan pada tahun 1964.
Tujuan IPR adalah sebagai berikut:
1. Untuk memajukan perkembangan huams demi kepentingan praktik
tersebut di bidang perdagangan, industri, pemerintah local, dan
pusat,
perusahaan-perusahaan nasional professional, organisasi-organisasi
sukarela dan demi kepentingan semua praktisi dan semua pihak
yang
berkaitan dengan soal humas.
2. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar professional
yang tinggi bagi para anggotanya dan untuk menetapkan serta
merumuskan standar-standar semacam itu.
3. Untuk mengatur pertemuan, diskusi, konferensi, dan lainlainmengenai
masalah yang menjadi kepentingan bersama dan secara umum
untuk
bertindak sebasgai wadah bagi pertukaran gagasan mengenai
praktek
kehumasan.
Keanggotaan aktif IPR terbuka bagi perseorangan yang berusia 28
tahun atau lebih, memiliki pengalaman minimal 5 tahun, dan memenuhi
syarat untuk menjalankan profesi humas seperti yang ditegaskan oleh
memorandum of association, atau bagi perseorangan yang berusia 26
tahun atau lebih, dengan pengalaman minimal 2 tahun meliputi
berbagai hal, tetapi telah mendapatkan diploma CAM dan memnuhi
syarat seperti tercantum dalam memorandum of association.
Sama dengan Perhumas maupun PRSA, IPR juga menerima anggota
mahasiswa, yakni mereka yang mengikuti kursus pendidikan atau
latihan yang dikelola dan diakui oleh IPR. Bagi anggota ini selain
kursus, juda ilakukan kegiatan brupa pertemuan untuk diskusi,
perdebatan, pertunjukan film, konferensi sehari atau akhir pecan yang
kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan p[engetahuan anggotanya.
Setiap bulan diadakan acara pertemuan makan siang dari September
sampai JUni di London. Acara tersebut menghadirkan pembicara tamu
dari kalangan perindustrian, pemerintahan, berbagai profesi, dan
sebagainya.
IPR menerbitkan sebuah laporan berkala bulanan, berbagai laporan,
dan monografi atas aspek-aspek tertentu tentang praktek humas.
International Public Relations Association (IPRA)
IPRA merupakan organisasi humas di tingkat internasional, terbentuk pada bulan
Mei tahun 1955 dalam suatu pertemuan di Stratford-Upon-Avon, dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman
professional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas
mengenai kepentingan internasional.
2. Mengadakan suatu rotasi (perputaran) apabila anggotanya setiap
saat
memerlukan pemberitahuan dan bimbingan, dapat meyakini akan
kebaikan dan bantuan dari para anggotanya di seluruh dunia.
3. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktek kehumasan
umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
4. Meningkatkan praktek kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia
dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu
pengetahuan dan pengertian tentang berbagai tujuan dan caranya
baik
di dalam maupun di luar profesi itu.
5. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang
mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai
negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi berbagai
kode etik profesi dan kualifikasi untuk menangani bidang tersebut.
6. Menerbitkan bebragai bulletin, majalah atau terbitan- terbitan lain
termasuk â€oewho’s who†di bidang humas internasional.
7. Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin dapat
menguntungkan para anggotanya atau memberikan kemajuan bagi
praktik kehumasan di seluruh dunia.
Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab
penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan
berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hokum,
perusahaan, perserikatan, pemerintahan, atau organisasi lain yang
membina hubungan baik dan produktif dengan public atau khalayak
ramai.
Kongres pertama IPRA diselenggarakan di Brussel pada bulan Juni
tahun 1958, dihadiri oleh 250 prakjtisi dari 23 negara. Kongres humas
dunia selanjutkan diselenggarakrn tiga tahun sekali. Asia pertama
ditempati kongres humas dunia (Kongres ke IX) pada bulan januari
tahun 1982 di Bombay.
IPRA memiliki agenda tetap berupa penghargaan dan anugerah bagi
para anggotanya, antara lain penghargaan tertinggi dalam ajang
humas, â€oeGolden World Awards for Excellent in Public Relationsâ€
(GWA sejak tahun 1990) dan Grand Prize for Excellence in Public
Relations. Penghargaan kepada program humas dari suatu organisasi
dimana humas baru berkembang, â€oeFront Line 21â€, United Nation
Award. Setiap tahun diselenggarakan Seminar Humas Internasional
IPRA sekaligus memilih presiden IPRA.
sumber:http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/frida10.pdf